Masa remaja adalah masa transisi antara fase anak-anak ke fase dewasa. Banyak yang terjadi dalam pergaulan, entah itu positif maupun negatif. Dalam Yes God Yes ini menggambarkan kehidupan seorang remaja yang mulai menghadapi akil baligh. Merupakan film drama komedi seks remaja yang disutradarai oleh Karen Maine dan disajikan sedekat mungkin dengan gambaran kehidupan remaja di dunia nyata.
Diperankan oleh Natalia Dyer sebagai Alice, yaitu gadis remaja beragama Katolik yang sedang terpuruk setelah menghadapi dilema karena mulai merasakan gejolak seksual. Di satu sisi ia hidup di lingkungan agama yang kental, namun di sisi lain ia pun tidak bisa menahan hawa nafsu yang ada dalam dirinya.
Film Yes God Yes Secara Garis Besar
Berikut ini sedikit penjelasan film Yes God Yes.
1. Review Film Yes God Yes: Hawa Nafsu Remaja
Tumbuh di sebuah keluarga yang taat beragama, Alice pun bersekolah di sekolah Katolik dengan teman-teman yang religius. Pada suatu ketika, ia mencoba platform chatting online dan mulai melanggar batasan yang selama ini diajarkan oleh agamanya.
Selain itu, Alice semakin merasa tersesat dan berdosa dengan adanya gosip yang beredar di sekolah tentang dirinya. Alice pun mengikuti retret Katolik di sekolahnya berharap mendapatkan pencerahan atas segala kegelisahannya selama ini.
Alice berusaha sekuat tenaga menekan dorongan seksual dan rasa penasarannya. Namun kedekatannya dengan salah satu pemandu kelompok yaitu Chris (Wolfgang Novogatz) semakin intens.
Ketika film seks remaja dihadirkan terlalu konyol dan vulgar, berbeda dengan film ini yang memperlihatkan versi otentik kehidupan remaja.
2. Hawa Nafsu Biologis Bertentangan Dengan Nilai Agama
Semua agama pasti mengajarkan kebaikan, termasuk untuk menahan hawa nafsu seksual. Meskipun tabu untuk dibicarakan, seks adalah salah satu bagian pada tubuh dan hidup secara natural.
Pada awal film, dijelaskan penjabaran singkat mengenai nilai-nilai tersebut. Membawa penonton pada situasi dimana Alice yang beragama Katolik dibekali dengan ajaran pembatasan diri dari hawa nafsu. Statement tersebut sangat tepat diletakkan pada permulaan film agar memberikan patokan awal tentang salah atau benar di mata agama.
Hingga pada akhirnya mulai memasuki cerita dimana Alice secara tidak sengaja menghadapi hawa nafsu seksualnya. Beberapa dari kamu mungkin pernah merasakan kegelisahan yang sama di kala remaja. Itulah keunggulan dari “Yes God Yes”, mengangkat ide cerita yang relevan dengan apa yang mungkin terjadi pada penontonya. Isu ini juga mungkin banyak dialami oleh remaja Indonesia meskipun belum ada film lokal dengan materi seperti ini.
Film ini mengambil latar pada tahun 2000-an, itu diperlihatkan dari handphone yang masih monophonic dan komputer dengan desain yang jadul. Pilihan latar waktu ini dirasa tepat karena ketika remaja masih memiliki akses terbatas akan segala informasi dan kehidupan tidak sebebas jaman sekarang.
3. Natalia Dyer Berperan Sebagai Remaja Katolik yang Lugu
Memerankan tokoh Alice, Natalia Dyer memberikan penampilan akting dan penokohan yang sempurna. Karakter Alice yang lugu dan kikuk berhasil ia eksekusi. Sosok Alice sebenarnya tidak spesial, ia hanya murid biasa dan tidak poluler serta memiliki kehidupan yang biasa saja.
Intinya, seorang Alice bukanlah karakter yang eksentrik dengan segala pemikiran yang kritis dan unik seperti tokoh utama yang biasanya ada pada film drama remaja. Kini film drama remaja dibawakan tanpa narasi dari pemeran utamanya.
Meski begitu, Natalia Dyer mampu membawakan akting dengan baik seperti “berbicara” untuk menjelaskan perasaan pemeran utama kepada penonton. Pada film ini, bisa dibilang Natalia tidak banyak memiliki porsi dialog. Ia hanya banyak diam, lebih merasakan, dan mengobservasi situasi sepanjang kisah.
4. Tidak Merendahkan Ajaran Agama Tertentu, Lebih Memberi Perspektif Baru
Jika sudah bicara mengenai Agama, itu adalah hal yang cukup sensitif. Apabila salah menyusun kata atau kalimat yang dipakai untuk dialog, bisa dianggap merendahkan agama tertentu meski tidak disengaja. Nah, dalam film ini sama sekali tidak memberikan statement yang membenarkan atau menyalahkan.
Naskah dalam Yes God Yes ini hanya memberikan sebuah pencerahan baru yang bisa memberikan dampak berbeda pada setiap penontonnya. Seperti yang kita tahu, bahwa setiap orang memiliki perbedaan keyakinan dan prinsip. Untuk bisa menangkap pesan yang hendak disampaikan melalui film ini, dibutuhkan pikiran terbuka.
Karenanya, adalah pilihan yang tepat untuk tidak memberikan narasi seperti film remaja kebanyakan. Penonton hanya bisa mengobservasi dan menarik kesimpulan sendiri sesuai pandangan masing-masing, bahkan tanpa intervensi pendapat dari karakter utama yang memposisikan diri sebagai pihak yang harus didukung dan dibenarkan pemikirannya.
- Inilah 12 Daftar Film Kekerasan Seksual. Jaga Keluarga Karena Ancaman Pelecehan Ada Di mana-mana!
- Review Film The Breakfast Club. Gejolak Masa Remaja Tahun 80-an!
- Daftar Film Tom Cruise Terbaik Sepanjang Masa
- 10 Rekomendasi Film tentang Depresi. Pentingnya Menjaga Mental Health!
- 10 Rekomendasi Chick Flick Film Terbaik. No Drama, No Air Mata!
Demikan review film Yes God Yes yang mungkin bisa menjadi pencerahan dengan komposisi tepat bagi kamu bila sedang mengalami gejolak masa muda. Merasakan hasrat seksual sebagai proses pendewasaan fisik dan psikis bukan merupakan sesuatu yang salah. Tidak ada agama yang mengajarkan keburukan dan manusia tidak bisa lepas dari dosa. Namun bagaimana caranya bisa menjadi manusia yang lebih baik dari waktu ke waktu.
Agar streaming lebih aman dan lancar, sebaiknya kamu gunakan VPN Mantap. Download dengan klik di bawah ini!